Review Film Spare Parts (2015)

REVIEW FILM: “SPARE PARTS” (2015)

Kean Nafis Santang – 16521159

 

Film Spare Parts menceritakan kisah nyata tim robotik dari Carl Hayden Community High School yang mengikuti perlombaan Underwater Robotic Competition. Pada film tersebut (spoiler ahead) tim robotik mereka memenangkan perlombaannya walaupun mereka adalah sekumpulan remaja SMA yang melawan mahasiswa dari universitas terbaik seperti MIT, Cornell, dan Virginia Tech. Tim mereka terdiri dari Lorenzo, Luis, Cristian, dan Oscar serta pembimbingnya Fredi Cameron. Semua tokoh tersebut didasarkan pada orang asli dari sumber kisahnya kecuali Dr. Fredi Cameron yang merupakan karakter khayalan yang terinspirasi dari kedua pembimbing aslinya (nama Fredi Cameron merupakan gabungan dari kedua nama asli pembimbingnya).

Tim robotik CHHS memiliki banyak disadvantage dibandingkan pesaingnya seperti modal yang jauh lebih sedikit, ilmu yang terbatas dibandingkan kuliah kelas dunia, dan persiapan yang tidak optimal. Setiap tokoh juga memiliki masalah pribadi yang besar yang menghalangi perjalanan mereka seperti Oscar yang dicari oleh ICE karena dia tidak memiliki dokumen kewarganegaraan. Kisah ini dimulai ketika Oscar sedang mendaftar untuk mengikuti tentara amerika serikat. Tetapi dia tidak bisa mendaftar karena dia tidak memiliki akta kelahirannya. Oleh karena itu, dia ingin mencari suatu penghargaan atau gelar untuk menjadi penduduk resmi sehingga ia meminta salah satu gurunya untuk mengikuti perlombaan robotik. 

Masalah pertama yang dihadapi adalah Oscar hanyalah satu orang, sementara perlombaannya harus diikuti oleh sebuah Tim. Oleh karena itu, Oscar keliling sekolah untuk mencari orang-orang yang tertarik dengan lombanya. Pertama, Oscar merekrut Cristian, seorang murid yang sangat berbakat dalam programming dan hal-hal yang berbau teori. Walaupun dia pintar, dia tidak berpengalaman dalam melakukan praktek engineering atau kerja langsung. Tim mereka membutuhkan seseorang yang handal dalam praktek, Pembimbing mereka menemukan murid bernama Lorenzo. Ia bertemu dengan Lorenzo ketika mobilnya tidak bisa nyala dan Lorenzo menawarkan solusi untuk bayaran 20 dolar. Fredi melihat kemampuan dia dan mengajaknya untuk mengikuti klub robotik. Awalnya Lorenzo tidak ingin mengikuti klubnya tetapi karena dia murid yang “nakal” dia disuruh oleh Karen untuk mengikutinya supaya dia tidak dihukum. Orang terakhir yang mereka butuhkan adalah seseorang yang dapat mengangkat peralatan berat kemana-mana yaitu Luis, otot kelompoknya. Luis merupakan seseorang yang besar dan kuat dan Ia direkrut oleh Cristian. Proses ini merupakan proses pembuatan tim yang akan menjadi landasan proses engineering ke depannya.



Film ini menunjukan proses dan masalah-masalah yang harus dilewati dalam proses engineering. Pada awalnya mereka membuat sebuah konsep terlebih dahulu dengan sketsa model robot dan perhitungan berat dan ukuran. Dari awal Cristian sudah membuat sketsa yang terskala dengan benar. Setelah desain selesai mereka tidak bisa langsung membuat robotnya, melainkan mereka harus membuat Proof of Concept. Proof of Concept dilakukan dengan barang yang ada untuk membuktikan rancangan yang dibuat benar dan dapat berfungsi secara teori. Kemudian mereka mengumpulkan modal di yang terdiri dari 600 dollar dari sumbangan yang dikumpulkan Oscar. Setelah itu mereka pergi ke toko hardware untuk membeli komponen-komponen yang dibutuhkan. Saat membeli salah satu komponen, mereka menyadari bahwa waterproof motors yang mereka inginkan jauh terlalu mahal untuk modal mereka, sehingga mereka harus berkompromi dan menggunakan trolling motors yang biasa digunakan untuk kapal-kapal kecil. Saat proses pembangunan, mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki komponen laser measurer yang dibutuhkan untuk mengukur panjang suatu benda dengan sebuah laser. Laser measurer juga butuh dikompensasikan pengukurannya dengan nilai indeks fraksi air. Oleh karena itu, mereka harus berkompromi dengan menggunakan pengukur tape measure analog yang lebih murah dan supaya mereka tidak harus mengompensasi nilai fraksi indeks air. Hal lain yang mereka lakukan adalah membeli kamera standar dibandingkan kamera waterproof untuk menghemat biaya dan kemudian membungkus kamera tersebut dalam sebuah pelindung waterproof. Kompromi-kompromi  ini merupakan salah satu masalah dan solusi yang dialami dalam proses engineering ketika perhitungan dana yang dibutuhkan ternyata tidak sesuai dengan modal yang dimiliki. Solusi dari masalah ini adalah untuk memotong atau menyesuaikan kebutuhan untuk tidak melebihi modal dengan meminimalisir fungsionalitas yang dikorbankan.



Setelah robot tersebut dibangun, mereka mengujinya di kolam renang. Pada awal percobaan, tim tersebut mengalami masalah yaitu motornya tidak nyala dengan efisien. Ternyata, jarak kabel yang panjang menyebabkan efisiensi motor penggerak menajadi sangat rendah. Hal tersebut merupakan masalah yang ditemukan dalam proses engineering ketika hal yang dirancang tidak bekerja sesuai ekspektasi. Setelah itu mereka membuat alternatif yaitu sirkuit ROVnya sendiri harus diletakan di robotnya secara langsung supaya motornya dapat bekerja dengan efisien, dengan downside bahwa sirkuitnya harus ikut terendam air sehingga. Supaya tidak rusak, segala perangkat elektronik harus disimpan dalam sebuah case yang waterproof. Saat mereka melakukan uji coba di kolam perlombaan robotnya mengalami kebocoran air sehingga rangkaiannya korslet, mereka harus menemukan cara yang dapat mengatasi kebocoran pada case ROVnya. Oleh karena itu, mereka menggunakan tampon untuk menjaga kekeringan rangkaiannya. Ini merupakan suatu masalah dalam engineering yaitu ketika produk yang telah dibuat mengalami kerusakan. Solusi mereka adalah mereka harus membeli tampon yang dapat menyerap cairan yang banyak (di filmnya 80cc air).

Perlombaannya sendiri terdiri dari beberapa uji coba yang harus diselesaikan oleh pesertanya untuk mendapatkan poin. Uji coba yang dilakukan antara lain membuka pintu kapal selam, mengungkapkan nama kapal selam, mengukur panjang kapal selam, dll. Pada hari perlombaan mereka tidak dapat menyelesaikan semua uji coba yang ada tetapi dapat melakukan task yang berbobot tinggi yang bahkan MIT tidak dapat lakukan. Uji coba tersebut yaitu mengekstraksi cairan dari tabung yang jauh dari ujung kapal. Satu hari setelah bagian praktiknya selesai mereka melakukan tes oral dimana tiap anggota timnya diwawancara tentang robot yang diciptakan dan detail-detail spesifik perancangannya. Tiap anggota harus mengetahui detail dari proses pembuatan robot yang mereka desain dan ciptakan. Pada ujungnya, CHHS memenangkan perlombaan tersebut juara 1 di atas MIT dan Cornell. 

Film ini menceritakan kisah underdog yang menunjukan bahwa hasil yang terbaik tidak harus berasal dari modal yang tinggi ataupun prestige yang terkenal. Hasil yang terbaik dapat didapatkan dengan perencanaan yang baik, eksekusi yang tepat, penyesuaian on-the-fly, dan hasrat untuk selalu berdiri lagi setiap kali dijatuhkan. Dari segi engineering film ini menunjukan proses-proses yang harus dilewati dalam membuat sebuah produk. Dimulai dari pembuatan tim dan sketsa sampai produk final.



Comments

Popular posts from this blog

Flowchart Penarikan Tunai di ATM